Senin, 22 Juni 2020

Selamat Jalan Mamah (3)




Sabtu, 10 September 2011, hari yang cukup teduh untuk Kota Udang yang populer so hot. Ini tanda-tanda baik. Dengan cara geografis terdapat di daerah Pantai Utara Pulau Jawa yang membuat cuaca serta udara daerah ini condong panas. Sebenernya kota ini tidak jauh dengan pegunungan. Cuma seputar 20-30 menitan berkendara sepeda motor telah tiba di kaki Gunung Ciremai. Bersebelahan dengan Kabupaten Kuningan. Serta daerah Kota Udang sisi selatan beberapa telah daerah berbukit.

Pagi itu Mamah repot beres-beres rumah yang tidak sempat beres. Kemudian mulai packing menyiapkan kepentingan semasa di dalam rumah sakit.

"Yaelaahh Maahh... Ingin opname di dalam rumah sakit apa ingin kemping sich?" tanyaku untuk lihat tas-tas, bingkisan plastik serta entahlah apalagi.

"Ya kan mungkin kelak disana perlu. Dibanding bolak-balik, mending dibawa saja deh sekaligus" jawab Mamah.

"Kan belum daftar , Mah. Belum pasti bisa ruang" sangkal ku.

"Mending daftar ruang dahulu saja. Jika sudah pasti bisa ruangnya, baru beberapa barang dibawa" saranku pada Mamah.

"Ya telah, mumpung masih pagi, saat ini ke rumah sakit saja. Agar tidak ngantri lama," ajak Mamah.

Sesudah antre di loket pendaftaran, ruang rupanya penuh. Porsi sarana ruang dari Askes sesuai dengan kelompok pangkat cuma kelas 3. 

Mudahnya Bermain Taruhan Bola Online

Iseng kuitari Rumah Sakit Umum Wilayah Kota Udang ini. Melihat sedikit di rungan kelas 3. Astagaa ruang jenis barak militer. Banyak manusia menggelepar disana, baik di tempat tidur atau di lantai. Seperti ikan asin sedang dijemur di tepi pesisir. Mana pasien mana keluarga yang tunggu, susah dibedakan.

Saya kembali pada ruangan nantikan dimana Mamahku masih setia menanti. Ku anjurkan Mamah untuk naik service kelas dibanding tidak jelas. Pada akhirnya coba mengontak sisi pendaftaran ruang lagi serta minta naik kelas 2 atau jika perlu kelas 1.

"Maaf Bu, ini semua ruang dari kelas 1 sampai kelas 3 penuh. Paling kelak kayanya malam ada yang kosong di kelas 1, tetapi kelak dinyatakan dahulu," demikian jawab petugas pendaftaran yang ku dengar.

Ya ampuuun, apa saat ini lagi musim orang sakit ya, sampai semua ruang sarat dengan orang sakit? Hasil obrolanku dengan perawat serta sebagian orang yang menengok pasien, tuturnya jika sesudah lebaran ini memang beberapa orang sakit. Dari mulai korban kecelakaan dari beberapa pemudik atau sakit karena skema makan yang kurang sehat sesudah puasa. Saya manggut-manggut saja. Logis .

Tulalit...tulalit...tulalit... Hpku berdering. Ku melihat nomor kantor Papah tampil di monitor.

"Wib, bagaimana, telah dapet ruangnya belum?" bertanya Papah di seberang sana.

"Belum Pah. Ruang penuh semua. Ditambah lagi ruangan kelas 3", jawabku.

"Ngajukan naik kelas saja. Takutnya sebab pakai Askes serta kelas 3, servicenya jadi menyengaja demikian".

"Barusan Wibi telah coba ngajuin naik kelas 1, tetapi masih saja penuh. Peluang baru ada kosong di kelas 1 malam nanti Pah" jawabku menerangkan.

"Coba kamu bertanya yang kelas VIP kurang lebih naik berapakah dari porsi kelas 3. Jika perlu masuk di VIP saja tidak apa-apa deh. Agar servicenya terjaga serta nyaman" Papah coba merekomendasikan.

Wew, kelas VIP berapakah uang nih, pikirku.

"Mmhh... Pah, memang ada uang buat ongkos di kelas VIP? Kayanya mahal deh. Ruangnya saja enak demikian" tanyaku ingin tahu.

"Papah dapet utang cukup. Masih cukup. Dibanding Mamah luntang lantung tidak jelas di dalam rumah sakit, mending mencari yang tercepat saja" demikian kata Papah.

"Baik," ku tutup telephone dari Papah serta langsung mendekati Mamah.

"Mah, kata Papah naik kelas VIP saja tidak apa-apa tuturnya. Agar cepat, terus nyaman" kataku sampaikan pesan Papah barusan.
Share:
Lokasi: Indonesia

Ordered List

Sample Text

Definition List

Theme Support